HomeBlogAbout me
Selesma, atau disebut juga
commond cold atau rhinitis
adalah iritasi atau peradangan
dari selaput lendir hidung
akibat masuk angin dan atau
infeksi dengan suatu virus atau
bakteri. Selaput lendir yang
meradang memproduksi lebih
banyak lendir dan
mengembang, sehingga hidung
menjadi tersumbat dan
pernafasan amat dipersulit.
Lendir yang terbentuk dapat
mengakibatkan batuk dan
bersin.
Penyebab selesma dan
influenza
Selesma dapat disebabkan oleh
adanya rhinovirus (rhino =
hidung), ditandai dengan lendir
(ingus) yang encer dan bening.
Pada tingkat kedua baru dapat
terjadi supra-infeksi oleh suatu
bakteri, yang biasanya sudah
berada dalam mulut atau
hidung dan mendadak menjadi
patogen (menimbulkan
penyakit). Selesma yang
disebabkan oleh bakteri
ditandai dengan lendir (ingus)
yang kental dan berwarna
kuning kehijauan. Penyebab
lain dari selesma adalah suatu
reaksi alergi dari tubuh
terhadap suatu zat yang dapat
menimbulkan reaksi kepekaan
berlebihan. Zat-zat alergen
antara lain yaitu serbuk sari
dari pohon, bunga atau jenis
rumput-rumputan. Begitupula
debu rumah tangga yang
mengandung suatu serangga
kecil tertentu (tungau) yang
tidak dapat dilihat dengan
mata telanjang. Selesma
demikian disebut rhinitis alergi.
Ciri-cirinya yang khas adalah
ingus yang sangat encer,
kelopak mata dan hidung
bengkak dan gatal. Penurun
kelembaban dan suhu udara
oleh mesin airconditioner (AC)
dapat mengiritasi mukosa
hidung sehingga menimbulkan
selesma. Begitu juga menghisap
rokok melalui hidung atau
adanya udara yang terpolusi.
Influenza hampir sama dengan
selesma, tetapi umumnya
bersifat lebih berat. Penyebab
influenza adalah beberapa
virus influenza A, B, dan C yang
terdiri dari banyak suku. Virus
yang bersifat sangat menular
cenderung menyerang saluran
pernafasan dan dapat
menimbulkan radang bronki
(bronkitis) dan radang paru-
paru. Ciri-ciri infeksi adalah
demam tinggi, nyeri otot dan
persendian dengan rasa letih,
nyeri kepala dan tenggorokan,
suara serak, hilang nafsu
makan, adakalanya juga nyeri
telinga, mual, muntah dan diare.
Gejala selesma dan influenza
Perbedaan gejala selesma dan
influenza :
Gejala Selesma Gejala Influenza
Jarang atau demam ringan
Demam tinggi
Kadang-kadang sakit kepala
Selalu sakit kepala
Hidung kotor, berlendir Hidung
bersih
Hidung tersumbat Kadang-
kadang hidung tersumbat
Batuk ringan Batuk lebih berat
Terkadang bterasa sakit Sering
terasa sakit
Sedikit lelah Kelalahan beberapa
minggu
Radang tenggorokan Kadang
radang tenggorokan
Infeksi dengan virus terutama
terjadi melalui udara yang
mengandung tetesan ludah,
lendir atau ingus yang berasal
dari seseorang pasien yang
berbicara, batuk atau bersin,
juga melalui sendok garpu atau
gelas minuman, ataupun
melalui tangan, dsb. Dengan
demikian penularan penyakit
dapat menyebar dengan
mudah dan pesat sekali.
Tubuh yang sehat memiliki
daya tangkis alami yang cukup
kuat untuk melindunginya
terhadap bermacam-macam
penyakit, juga terhadap
serangan berbagai virus. Akan
tetapi, bila sistem tangkis
tubuh akibat suatu sebab
menurun, maka virus dapat
menerobos dan menginvasi ke
dalam sel-sel tubuh. Pertama-
tama diserang mucosa dari
hidung, leher, dan saluran nafas
(bronki dan paru-paru), dimana
bulu-bulu getar dirusak.
Keadaan ini timbul bila kondisi
tubuh buruk, misalnya setelah
menderita penyakit serius,
akibat kerja fisik terlalu berat
dan terlampau letih, stres atau
tidak cukup makan bergizi.
Daya tangkis juga menurun bila
suhu tubuh menurun di bawah
370 C, misalnya bila berjalan-
jalan dengan baju basah setelah
olahraga atau masuk angin.
Pengobatan selesma dan
influenza
Untuk mencegah infeksi yang
disebabkan karena virus
selesma atau influenza hingá
kini belum ditemukan obatnya,
yaitu obat yang berkhasiat
mematikan semua virus
tersebut. Hanya gejala-gejala
seperti pilek, nyeri kepala, otot
dan sendi, demam, batuk, dan
sebagainya dapat disembuhkan
dengan obat untuk
meringankan penyakit. Dengan
istirahat total lebih kurang
selama 5 hari, pada umumnya
gangguan-gangguan tersebut
sembuh dengan sendirinya.
1. Terapi dengan obat
Obat-obat selesma biasanya
mengandung antihistamin dan
dekongestan. Antihistamin
adalah suatu kelompok obat
yang dapat berkompetisi
melawan histamin, yaitu salah
satu mediator dalam tubuh
yang dilepas pada saat terjadi
reaksi alergi. Obat yang
tergolong antihistamin antara
lain : klorfeniramin maleat
(CTM), difenhidramin HCl,
promethazin. Hal yang perlu
diperhatikan dalam
penggunaan obat-obat
antihistamin yaitu : hindari
dosis melebihi yang dianjurkan,
hindari penggunaan bersama
minuman beralkohol atau obat
tidur, penderitaq gloukoma
atau retensi urine akibat
hipertrofi prostat apabila
menggunakan obat yang
mengandung antihistamin agar
dikonsultasikan dahulu dengan
dokter, jangan minum obat
antihistamin bila akan
mengemudikan kendaraan dan
menjalankan mesin. Efek
samping yang mungkin timbul
yaitu : mengantuk, pusing,
gangguan sekresi saluran
nafas, mual dan jarang terjadi
muntah. Aturan pemakaiaan :
• Klorfeniramin maleat (CTM)
untuk dewasa 1 tablet (2 mg)
setiap 6-8 jam, untuk anak
kurang dari 12 tahun ½ tablet
setiap 6-8 jam.
• Difenhidamin HCl untuk
dewasa 1-2 kapsul (25-50 mg)
setiap 8 jam, untuk anak ½
tablet (12,5 mg) setiap 6-8 jam.
• Promethazin untuk dewasa
50-300 mg sehari, untuk anak
usia 1-5 tahun 5-15 mg sehari,
usia 5-10 tahun 10-25 mg
setiap hari.
Dekongestan adalah obat yang
mempunyai efek mengurangi
hidung tersumbat. Berdasarkan
cara pemberiannya dapat
dibedakan antara dekongestan
oral (melalui mulut) dan
dekongestan topikal
(diteteskan ke dalam hidung).
Obat dekongestan oral antara
lain : fenilpropanolamin,
fenilefrin, pseudoefedrin,
efedrin. Hal yang harus
diperhatikan dalam
penggunaan obat dekongestan
oral adalah hati-hati pada
penderita diabet juvenil karena
dapat meningkatkan kadar gula
darah, penderita tiroid,
hipertensi, gangguan jantung,
dan penderita yang
menggunakan obat antidepresi.
Efek samping yang mungkin
timbul dari penggunaan obat
dekongestan oral yaitu :
menaikkan tekanan darah,
aritmia terutama pada
penderita penyakit jantung dan
pembuluh darah. Aturan
pemakaiaan :
• Fenipropanolamin untuk
dewasa maksimal 15 mg per
takaran 3-4 kali sehari, untuk
anak 6-12 tahun maksimal 7,5
mg per takaran 3-4 kali sehari.
• Fenilefrin untuk dewasa 10
mg 3 kali sehari, untuk anak
6-12 tahun 5 mg 3 kali sehari.
• Pseudoefedrin untuk dewasa
60 mg 3-4 kali sehari, untuk
anak 2-5 tahun 15 mg 3-4 kali
sehari, untuk anak 6-12 tahun
30 mg 3-4 kali sehari.
• Efedrin untuk dewasa 25-30
mg setiap 3-4 jam, untuk anak
sehari 3 mg/kg berat bada
dibagi dalam 4-6 dosis yang
sama.
Termasuk dekongestan topikal
adalah oksimetazolin. Hal yang
perlu diperhatikan dalam
penggunaan obat tersebut
yaitu : hindari dosais melebihi
yang dianjurkan, hati-hati
sewaktu meneteskan ke
hidung, dosis tepat dan
masuknya ke lubang hidung
harus tepat, jangan mengalir ke
luar atau tertahan, tidak boleh
digunakan lebih dari 7-10 hari,
segera minum setelah
menggunakan obat, karena air
dapat mengencerkan obat
yang tertelan, ujung botol obat
dibilas dengan air panas setiap
kali dipakai, penggunaan obat
pada pagi dan menjelang tidur
malam, dan tidak boleh
digunakan lebih dari 2 kali
dalam 24 jam. Obat tidak boleh
digunakan untuk anak berumur
dibawah 6 tahun, karena efek
samping yang timbul lebih
parah, dan ibu hamil muda. Efek
samping obat ini yaitu :
merusak mukosa hidung
karena hidung tersumbat
makin parah, rasa terbakar,
kering, bersin, sakit kepala,
sukar tidur, berdebar Aturan
pemakaian :
• Oksimetazolin untuk dewasa
dan anak di atas 6 tahun 2-3
tetes/semprot oksimetazolin
0,005% setiap lubang hidung,
untuk anak usia 2-5 tahun 2-3
tetes/semprot oksimetazolin
0,025% setiap lubang hidung,
untuk anak kurang dari 2 tahun
ikuti petunjuk dokter.
Pada umumnya obat influenza
mengandung antara lain :
antihistamin, dekongestan,
analgetik/antipiretik,
ekspektoran, antitusif.
Analgetik/antipiretik adalah
obat yang digunakan untuk
menghilangkan nyeri dan
menurunkan demam. Obat
yang termasuk analgetik/
antipiretik yang dapat dibeli
bebas yaitu : parasetamol
(asetaminofen) dan aspirin
(asetosal). Hal yang perlu
diperhatikan dalam
penggunaan parasetamol
yaitu : dosis harus tepat, bila
dosis berlebihan dapat
menimbulkan gangguan fungsi
hati dan ginjal, sebiknya
diminum setelah makan, hindari
penggunaan campuran obat
demam lain karena dapat
menimbulkan over dosis,
hindari penggunaan bersama
dengan alkohol karena dapat
meningkatkan resiko gangguan
fungsi hati, bila diminum
dengan kopi atau minuman lain
yang mengandung kofein
dapat memperkuat efek obat.
Parasetamol tidak boleh
digunakan pada penderita
gangguan fungsi hati,
penderita yang alergi terhadap
obat ini, dan pecandu alkohol.
Aturan pemakaian :
• Parasetamol untuk dewasa 1
tablet (500 mg) setiap 4-6 jam,
untuk anak usia 0-1 tahun ½-1
sendok teh sirup setiap 4-6
jam, untuk anak usia 1-5 tahun
1-1½ sendok teh sirup setiap
4-6 jam, untuk anak usia 6-12
tahun ½-1 tablet (250-500 mg)
setiap 4-6 jam. Beberapa obat
paten yang mengandung
parasetamol antara lain :
biogesic, bodrex, farmadol,
panadol, sanmol, dll.
Asetosal berkhasiat
mengurangi rasa nyeri,
menurunkan demam, dan
antiradang. Hal yang perlu
diperhatikan dalam
penggunaan asetosal yaitu :
aturan pemakaian harus tepat,
diminum setelah makan atau
bersama makan untuk
mencegah nyeri dan
perdarahan lambung, jangan
diminum bersama minuman
beralkohol karena dapat
meningkatkan resiko
perdarahan lambung, anak-
anak dengan selesama atau
influenza tidak dianjurkan
menggunakan obat ini karena
dapat menimbulkan sejenis
radang otak (rye sindrom),
begitu pula wanita hamil dan
menyusui sebaiknya tidak
menggunakan obat ini. Efek
samping yang mungkin terjadi
pada penggunaan asetosal
yaitu : nyeri lambung, mual
muntah, pemakaian dalam
waktu lama dapat
menimbulkan tukak dan
perdarahan lambung. Asetosal
tidak boleh digunakan pada
penderita alergi, asma, tukak
lambung (maag), penderita
hemofili dan trombositopenia.
Aturan pemakaian :
• Asetosal untuk dewasa 1
tablet (500 mg) setiap 4 jam
maksimal selama 4 hari, untuk
anak usia 2-3 tahun ½-1½
tablet 100 mg setiap 4 jam,
untuk anak usia 4-5 tahun 1
½-2 tablet 100 mg setiap 4 jam,
untuk anak usia 6-8 tahun
½-3/4 tablet 500 mg setiap 4
jam. Beberapa obat paten yang
mengandung asetosal antara
lain : aspirin, bodrexin,
farmasal, naspro, dll.
Ekspektoran/antitusif adalah
obat yang digunakan untuk
mengatasi batuk berdahak/
batuk kering yang menyertai
gejala selesma atau influenza.
Akan lebih banyak diulas pada
pembahasan tentang batuk.
2. Terapi dengan obat
tradisional
• Seduhan hangat 1 rimpang
jahe, kencur, dan 5 biji cengkeh
sekali sehari selama 3 hari.
• Seduhan hangat 1 rimapang
jahe, 3 lembar daun sirih, dan 3
biji cengkeh sekali sehari
selama 3 hari.
• Madu dan jus buah-buahan
dapat meningkatkan daya
tahan tubuh.
• Banyak minum teh, sari buah,
dan menghisap cengkeh akan
mengurangi rasa kering serta
mengencerkan dahak di
tenggorokan.

Pengunjung : 95870
online : 10

Online:

Terima kasih telah mengunjungi blog saya. Meskipun hanya sedikit tapi semoga ada manfaatnya.:-)

Pair of Vintage Old School Fru